Satwa  

Kasus PMK di Trenggalek Mulai Menurun Meski Stok Vaksin Terbatas

PMK Trenggalek
79 Sapi Terjangkit PMK di Trenggalek.

Netrawarga.com – Tren penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Trenggalek menunjukkan penurunan dalam beberapa pekan terakhir.

Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek mencatat jumlah kasus PMK pada periode 11 hingga 20 Januari 2025 mencapai 322 ekor ternak, sedangkan pada 21 hingga 31 Januari 2025 menurun menjadi 184 ekor.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Trenggalek, Ririn Hari Setiani, menyebutkan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya vaksinasi PMK yang mulai diterapkan.

“Hewan ternak yang telah menerima vaksin memiliki daya tahan tubuh lebih baik, sehingga peluang sembuh lebih tinggi dan proses penyembuhan lebih cepat dibandingkan dengan ternak yang tidak divaksin,” jelas Ririn.

Selain vaksinasi, pemerintah juga mendistribusikan vitamin kepada peternak guna meningkatkan kesehatan ternak mereka.

Ketersediaan Vaksin PMK Terbatas

Sebanyak 3.500 Dosis Vaksin PMK Tiba di Trenggalek

Meskipun vaksinasi sudah berjalan, jumlah dosis yang tersedia masih jauh dari kebutuhan.

Dengan populasi sapi di Trenggalek mencapai 40 ribu ekor, Pemkab Trenggalek pada Januari 2025 hanya menerima 3.500 dosis vaksin PMK.

Namun, pada 11 Februari 2025, Pemkab Trenggalek dipastikan akan mendapatkan tambahan 10.100 dosis vaksin dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Penyaluran vaksin tersebut akan diawali dengan apel bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur.

Peternak Diimbau Melakukan Vaksinasi Mandiri

Lonjakan Kasus PMK di Trenggalek Meningkat Saat Stok Vaksin Kosong

Ririn mengimbau para peternak untuk tidak hanya mengandalkan vaksin gratis dari pemerintah, tetapi juga mempertimbangkan vaksinasi mandiri.

Harga vaksin PMK per botol diperkirakan sekitar Rp750 ribu dan dapat digunakan untuk 25 ekor sapi, sehingga biaya per ekor sapi hanya sekitar Rp 30 ribu.

Menurutnya, biaya tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai ekonomi hewan ternak. “Biaya vaksin tidak sebanding dengan harga sapi yang dimiliki peternak,” tandasnya.***