NETRA WARGA – Pesugihan babi ngepet sudah lama menjadi bagian dari cerita mistis Indonesia, khususnya di daerah Jawa dan beberapa wilayah lain di Nusantara.
Konon, pelaku pesugihan ini memanggil makhluk gaib atau menggunakan ilmu hitam untuk mengubah dirinya atau memunculkan babi jadi-jadian.
Babi ini kemudian berkeliaran di malam hari untuk mencuri harta dari rumah-rumah penduduk, terutama mereka yang dianggap kaya.
Namun, di tengah banyaknya kisah sukses yang beredar di masyarakat, muncul cerita yang justru berbalik arah.
Seorang pelaku pesugihan babi ngepet dikisahkan tak kunjung kaya, meski sudah menjalani semua ritual yang dianjurkan.
Alasannya? Babi jadi-jadian tersebut ternyata tidak mampu menengok rumah orang kaya, sehingga harta yang diincar selalu meleset dari target.
Mekanisme Mistis yang Dipercaya
Menurut kepercayaan tradisional, babi ngepet akan mencari rumah yang menyimpan banyak uang atau barang berharga.
Makhluk jadi-jadian ini berjalan malam hari, mengendus aura kekayaan, lalu “mengambil” rezeki secara gaib.
Pelaku pesugihan biasanya menjaga lilin di rumah sebagai penanda waktu, mematikan ritual ketika lilin padam.
Namun, kisah kegagalan ini mengungkap satu detail menarik: babi yang digunakan ternyata memiliki keterbatasan fisik atau magis.
Ia tidak bisa menoleh atau menengok ke arah rumah yang posisinya di luar pandangan lurusnya.
Akibatnya, jika rumah orang kaya berada di sudut gang atau posisi yang mengharuskan babi menoleh, target tersebut otomatis terlewat.
Dampak Kegagalan pada Pelaku
Pelaku pesugihan yang berharap cepat kaya justru mengalami kerugian besar.
Ia sudah mengeluarkan biaya dan tenaga untuk melakukan ritual, menyiapkan sesaji, dan bahkan mematuhi pantangan selama berminggu-minggu.
Namun, karena babi tidak mampu menjangkau rumah-rumah yang diincar, hasil “maling gaib” hanya berupa barang-barang kecil dari rumah warga biasa.
Ironisnya, beberapa warga mulai curiga ketika pelaku tak menunjukkan tanda-tanda peningkatan kekayaan.
Padahal, dalam cerita rakyat, babi ngepet biasanya membawa perubahan drastis dalam ekonomi pelakunya.
Kegagalan ini membuatnya menjadi bahan gosip, dan sebagian orang justru menganggapnya sebagai “pesugihan gagal paling memalukan.”
Perbandingan dengan Kisah Babi Ngepet Lain
Jika dibandingkan dengan kisah babi ngepet yang beredar di media atau diceritakan secara turun-temurun, kasus ini memang unik.
Umumnya, kegagalan pesugihan terjadi karena pelaku melanggar pantangan atau tertangkap basah oleh warga.
Misalnya, pelaku babi ngepet yang dikejar lalu berubah kembali menjadi manusia di depan massa.
Namun, dalam cerita ini, kegagalan terjadi bukan karena pelanggaran atau penangkapan, melainkan faktor teknis dari makhluk jadi-jadian itu sendiri.
Hal ini jarang muncul dalam kisah-kisah mistis lain, sehingga membuatnya menjadi legenda lokal yang penuh humor dan ironi.
Pelajaran dari Fenomena Mistis yang Gagal
Walaupun kisah babi ngepet sering dipandang sebagai bagian dari mitos, cerita ini mengandung pesan moral.
Kekayaan instan melalui jalan pintas, apalagi yang melibatkan hal mistis atau melanggar hukum, tidak menjamin keberhasilan.
Bahkan, dengan segala ritual dan pengorbanan, hasilnya bisa nol besar jika ada hambatan yang tidak terduga.
Selain itu, masyarakat modern semakin skeptis terhadap praktik-praktik seperti ini.
Banyak yang menganggapnya sebagai hiburan atau cerita rakyat yang dibumbui humor, terutama ketika unsur kegagalannya begitu konyol seperti babi yang tidak bisa menoleh.
Kesimpulan
Pesugihan babi ngepet yang gagal ini menjadi contoh menarik bahwa cerita mistis tak selalu berakhir dengan keseraman atau kesuksesan instan.
Dalam kasus ini, faktor “keterbatasan teknis” dari makhluk gaib justru menjadi penghalang utama.
Bagi sebagian orang, kisah ini memperkuat keyakinan bahwa mencari rezeki sebaiknya dilakukan melalui kerja keras, bukan lewat jalan pintas yang merugikan orang lain.
Pada akhirnya, cerita babi ngepet yang tak kunjung kaya ini menambah daftar panjang mitos Nusantara yang penuh warna, di mana realita dan fantasi bercampur menjadi satu. (Lia)




