Netrawarga.com – Tim gabungan Jatanras Polda Jawa Timur dan Satreskrim Polres Trenggalek berhasil menangkap delapan tersangka dari pesilat yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan dan perusakan Mapolsek Watulimo.
Para pesilat yang diduga terlibat ini ditangkap di berbagai lokasi persembunyian sejak insiden terjadi pada Senin (20/1) hingga Kamis (23/1).
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jatim, Kombespol Farman, mengungkapkan bahwa delapan tersangka telah ditahan. “Hingga saat ini sudah kita tahan delapan orang,” katanya.
Selain itu, satu tersangka lain masih dalam perjalanan menuju Mapolda Jatim. Dengan tambahan tersebut, total tersangka sementara mencapai sembilan orang.
Farman menjelaskan bahwa pihaknya telah menginterogasi sekitar 25 hingga 30 saksi untuk mendalami kasus ini. Tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. “Ada beberapa lagi tersangka yang kemungkinan akan kita tangkap,” imbuhnya.
Kerusuhan Pesilat di Mapolsek Watulimo

Sebagai informasi, para tersangka diduga melakukan aksi perusakan di Mapolsek Watulimo, termasuk melempari genteng, jendela, dan merusak pagar. Salah satu tersangka juga diduga bertindak sebagai provokator.
Kerusuhan bermula dari kerumunan ratusan anggota perguruan silat (pesilat) yang berkumpul di depan Mapolsek Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Senin malam (20/1).
Massa mengibarkan bendera organisasi dan membunyikan motor dengan keras, menciptakan suasana gaduh hingga dini hari.
Tindakan anarkis terjadi ketika massa dari pesilat tersebut mulai melempari kantor polisi dengan batu dan benda keras lainnya.
Akibatnya, kaca jendela pecah, genteng rusak, dan pagar utama Mapolsek roboh. Selain kerusakan fisik, tiga anggota Polres Trenggalek mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan.
Polda Jatim terus mendalami kasus ini untuk memastikan pertanggungjawaban para pelaku serta mengantisipasi kemungkinan kerusuhan lanjutan.
Kombespol Farman menegaskan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap siapa pun yang terlibat dalam aksi anarkis tersebut.
Hingga kini, upaya penyelidikan masih berlangsung, dan kepolisian terus bekerja untuk menjaga keamanan di wilayah Trenggalek.***












